Global Position Systems (GPS)

Robotics-university.com | Penggunaan piranti GPS dalam sebuah multirotor sebenarnya hanya bersifat tambahan (opsional). Artinya sebuah multirotor tanpa dilengkapi dengan piranti GPS masih tetap akan bisa beroperasi dengan baik seperti yang diharapkan oleh pembuatnya. Selama kelengkapan hardware standard multirotor tersebut (seperti flight controller, gyroscope, accelerometer, magnetometer, motor DC brushless (DCBL), propeller, ESC, dan kerangka multirotor) masih berfungsi dan bekerja sebagaimana mestinya.

Penggunaan piranti GPS pada sebuah multirotor akan meningkatkan performa sistem navigasi multirotor, terutama pada mode operasi tanpa pilot (operator) atau sering disebut dengan autopilot. GPS akan membantu sebuah multirotor dalam menentukan lintasan terbangnya (waypoint) dari satu titik tujuan menuju titik tujuan yang lain dan/atau kembali ke titik awal, yaitu dengan penentuan titik-titik pertemuan antara garis lintang (latiude) dan garis bujur (longitude) bumi yang menjadi target atau tujuan.

Piranti GPS ini biasanya telah terintegrasi pada piranti autopilot. Pada perangkat autopilot, GPS akan membantu dalam pembangunan flight management systems (FMS), yaitu sistem yang berperan untuk menjadikan sebuah pesawat/multirotor dapat melakukan take-off dan/atau juga landing secara otomatis tanpa bantuan seorang pilot (manusia).

Ada banyak jenis perangkat GPS. Dalam tulisan ini penulis mencoba memperkenalkan penerima sinyal GPS Copernicus II buatan Trimble (gambar 1) dan penerima sinyal GPS LS20031 buatan Locosys technology Inc (gambar 4).

A. GPS Receiver Copernicus II
GPS receiver Copernicus II adalah modul penerima sinyal GPS berukuran 19 mm x 19 mm x 2,54 mm yang memiliki 12 kanal operasi. Konfigurasi kaki-kakinya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. GPS Receiver Copernicus II (12 kanal)
(Sumber: www.trimble.com)

Gambar 2. Konfigurasi pin GPS Receiver Copernicus II
(Ket: Despkripsi pin lebih lanjut dapat dilihat dalam data sheet)

Dalam penggunaannya, modul GPS Copernicus II memiliki 3 mode operasi, pertama, mode run yaitu mode ketika GPS beroperasi aktif melakukan pencarian posisi (tracking). Mode ini juga disebut dengan mode normal. Kedua, mode standby, yaitu mode ketika memori RAM & real time clock (RTC) tetap aktif meski GPS sedang beristirahat. Ketiga, mode monitor, yaitu mode ketika firmware GPS sedang di-upgrade. Gambar 3 adalah gambar diagram blok GPS Receiver Copernicus II.



Gambar 3. Diagram blok GPS Receiver Copernicus II

B. GPS Receiver Locosys LS20031
GPS receiver LS20031 adalah modul penerima sinyal GPS berukuran 30 mm x 30 mm x 4,2 mm yang memiliki 66 kanal operasi. Konfigurasi kaki-kakinya dapat dilihat pada gambar 5.


Gambar 4. GPS Receiver Locosys LS20031 (66 kanal)
(Sumber: www.locosystech.com)

GPS receiver LS20031 dilengkapi antena cerdas dalam menerima data sinyal dari satelit. Piranti penerima pada GPS receiver LS20031 adalah berupa IC MC-1513 buatan MediaTek. Berbeda dari GPS receiver Copernicus II, jumlah kaki GPS receiver LS20031 hanya terdiri atas 5 buah pin. Konfigurasi dan deskripsi kaki-kaki GPS receiver LS20031 dapat dilihat pada gambar 5 dan tabel 1.


Gambar 5. Konfigurasi pin GPS Receiver Locosys LS20031


Sementara itu, diagram blok GPS Receiver Locosys LS20031 dapat dilihat pada gambar 6. Pada gambar tersebut tampak bahwa GPS Receiver Locosys LS20031 telah dilengkapi dengan antena penerima dan juga micro battery. Untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler, GPS Receiver Locosys LS20031 mengirimkan sinyal data output secara serial yang berupa sinyal data yang memiliki level tegangan TTL.


Gambar 6. Diagram blok GPS Receiver Locosys LS20031

Share on Google Plus

About Taufiq D.S. Suyadhi

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment